Home Email Display Clock Web Home Email Display Clock Web Web
04.58 | Author: bana's blog
Setelah lulus dari SMP, aku mendaftar di SMAN 2 Bandar Lampung. Aku datang kesana untuk mengambil formulir sendiri, karena ibuku sedang sakit sedangkan ayah dan kakakku juga sibuk. Setelah sampai di sana, ternyata banyak sekali yang mendaftar, sekitar 1000 orang lebih. Aku pun mengantri untuk mendapatkan formulir pendaftaran. Lalu aku pun mengisinya dan mengumpulkannya kembali dengan menyertakan sertifikat bilingual yang diberikan. Aku berharap dengan sertifikat itu maka akan bisa menambah poin. Namun ternyata sertifikat itu tidak diberi poin apapun, tidak diberi nilai apapun. Aku dan teman-temanku sangat kecewa. Padahal kakak kelas kami yang duduk di kelas bilingual tahun kemarin mendapatkan poin dengan menyertakan sertifikat tersebut. Ternyata sekarang sertifikat itu tidak ada artinya. Apalah artinya usaha kami selama 3 tahun. Aku makin tidak yakin akan diterima di sekolah tersebut.

Tibalah waktu tes. Aku sudah mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Aku sudah pasrah kalaupun tidak diterima, aku sudah siap. Aku kerjakan semua soal-soal itu dengan seluruh kemampuanku. Beberapa hari kemudian datanglah hari akan diumumkannya PSB SMA. Aku sangat tegang. Di pagi hari aku sudah mencari-cari koran. Lalu aku melihat pengumuman PSB, ternyata aku diterima di Smanda. Aku tidak menyangka. Aku mendapatkan nilai di atas 90an murni tanpa bantuan piagam apapun. Aku sangat senang bisa diterima di salah satu sekolah terbaik di Lampung.


Keesokan harinya setelah pengumuman PSB, aku pergi ke Smanda untuk mendaftar ulang. Aku langsung diberikan pakaian olahraga yang akan dipakai untuk mengikuti kegiatan pra-MOS dan MOS keesokan harinya. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 6 hari, dari pagi hingga sore. Selama kurang lebih 10 jam kami berada di sekolah untuk mengikuti seluruh kegiatan tersebut. Mulai dari kegiatan PBB, wiyata mandala, tertib lalu lintas, dikerjai oleh kakak kelas, dan lain-lain.

Setelah kegiatan MOS berakhir, aku ditempatkan di kelas sementara, kelas X-5. Anak-anaknya baik dan asik. Selama kurang lebih seminggu aku berada di kelas tersebut.

Sekolahku juga mempunyai program akselerasi dan program SBI. Aku berminat untuk mengikuti program SBI, karena aku ingin melanjutkan program bilingual yang sebelumnya sudah aku ikuti ketika aku duduk di bangku SMP. Selain itu, fasilitas di kelas SBI juga bagus, mulai dari ruangan kelas yang bagus, hingga fasilitas internet menggunakan wireless yang dapat digunakan 24 jam gratis. Tidak hanya itu saja, kelas RSBI menggunakan kurikulum Cambridge yang setara dengan kurikulum di luar negeri. Sehingga jika aku lulus dalam ujian internasional, maka aku akan mendapatkan sertifikat yang diakui di luar negeri, dan aku pun bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri. Ayahku juga tidak keberatan soal biaya untuk kelas SBI yang lebih mahal. Aku pun mendaftar program SBI dan hampir seluruh teman-temanku di kelas bilingual yang diterina di Smanda juga mengikuti program SBI.

Beberapa tes harus diikuti. Mulai dari tes akademik, tes kemampuan berbicara dalam bahasa inggris, wawancara orang tua, hingga tes psikologi. Semuanya sudah aku ikuti. Hingga akhirnya tiba hari pengumuman kelas SBI yang ternyata harus dilihat di website Smanda. Alhamdulillah ternyata aku diterima di kelas SBI, dan sekarang ini aku duduk di kelas X RSBI-1.

Kini, sudah beberapa bulan aku menuntut ilmu di kelas baru ini .Anak-anaknya pun cukup asik .Pada bulan Oktober pun, kami murid kelas X dan XI RSBI mengikuti kegiatan outbound ke Jakarta dan Bandung .Kegiatan ini juga diadakan untuk lebih menambah rasa kebersamaan di antara kami. Selama kegiatan outbound kami juga mengunjungi banyak tempat, dan juga beberapa universitas .Tidak lupa juga rekreasi ke Dufan .

Aku berharap agar dengan diterimanya aku di kelas SBI ini, aku bisa meningkatkan kemampuanku dalam berbahasa Inggris. Aku mempunyai impian agar kelak aku bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri. Aku ingin membanggakan kedua orang tuaku. Aku harus lebih baik dari kakak-kakakku karena akulah harapan terakhir di keluargaku.

Category: |
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: